Mengingat kembali momen-momen dan pesan-pesan Nabi Muhammad ﷺ di hari-hari akhir hayat beliau.
Oleh :
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis
Reaksi Umar dan Abu Bakar saat Wafatnya Nabi SAW
Masih dari Sirah Nabawiyah oleh Ibnu Hisyam, Ibnu Ishaq mendengar dari
az-Zuhri dan Sa'id bin Musayyab dari Abu Hurairah: "Ketika Rasul SAW
wafat, Umar bin Khattab berdiri dan berkata: 'Ada orang-orang munafik yang
menganggap Rasulullah sudah wafat. Sebenarnya Rasulullah tidak wafat!
Beliau hanya pergi menemui Tuhannya seperti kepergian Musa bin Imran. Musa
meninggalkan kaumnya selama 40 malam lalu kembali kepada mereka setelah
dikatakan bahwa ia wafat. Demi Allah, Rasulullah pasti akan kembali
seperti Musa juga! Lalu aku akan memotong tangan dan kaki orang-orang
munafik yang menganggap beliau sudah wafat!"
Setelah menerima berita duka tentang wafatnya Rasulullah SAW, Abu Bakar
Ash-Shiddiq bergegas kembali. Ia berhenti di pintu masjid, sementara Umar
masih bicara kepada orang banyak.
Abu Bakar tidak menoleh kanan kiri, melainkan terus masuk ke tempat
Rasulullah di rumah Aisyah. Jenazah beliau sudah diselubungi selimut Yaman
di sudut rumah. Abu Bakar mendekati jenazah beliau dan menyingkapkan
selubung di wajahnya.
Ia mendekat lalu menciumnya (jenazah Rasulullah), sesudah itu berkata,
'Demi ayah bundaku! Kematian yang ditentukan Allah SWT atas dirimu telah
engkau rasakan. Setelah itu, tak ada lagi kematian yang menimpa dirimu
selama-lamanya.'
Setelah mengembalikan selimut ke wajah Rasulullah, Abu Bakar keluar. Saat
itu Umar masih saja bicara. Abu Bakar berkata, 'Tenanglah, Umar, diamlah!'
Namun, Umar menolak diam. Ia terus saja meracau. Melihat Umar tak bisa
dihentikan, Abu Bakar menghadap ke arah orang-orang. Saat orang-orang
mendengar suara Abu Bakar, mereka pun berpaling kepadanya dan meninggalkan
Umar.
Abu Bakar memuji Allah SWT, lalu berkata, 'Wahai manusia, siapa yang menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad
telah wafat. Siapa yang menyembah Allah, sesungguhnya Allah Maha Hidup
tak pernah mati.'
Kemudian Abu Bakar membaca firman Allah SWT yang tertuang dalam Surat Ali
Imran ayat 144:
وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۗ
اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ ۗ وَمَنْ
يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْـًٔا ۗوَسَيَجْزِى
اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ - 144
Artinya: "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah
berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika ia wafat atau dibunuh
engkau berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke
belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit
pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."
Kala itu, kaum muslim seakan tak tahu bahwa ayat ini pernah diturunkan
sampai Abu Bakar membacakannya pada hari itu. Mereka mengambil ayat
tersebut dari Abu Bakar, padahal ayat itu sebenarnya sudah mereka ketahui.
Abu Hurairah menirukan perkataan Umar, "Demi Allah, sesaat setelah mendengar Abu Bakar membacakan ayat
tersebut, aku pun tersadar lalu roboh ke tanah karena kedua kakiku tak
mampu menopang tubuhku. Terbuka mataku kini bahwa Rasulullah benar-benar
sudah wafat."