KETIKA ANGIN MEMBAWA API

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

Khutbah Jum'at bertajuk: Hukuman Allah Datang Dengan Pelbagai Cara. Tempat: Masjid Al-Falah, Behor Mempelam, Kota Arau, Negeri Perlis    
 

Apa yang terjadi ketika dunia yang kaya, penuh kemewahan, dan sombong akan kekuatannya, akhirnya ditantang oleh sesuatu yang tak terlihat? Los Angeles—pusat hiburan dan kekayaan dunia—baru-baru ini menjadi saksi kedahsyatan sebuah kekuatan yang jauh di luar kendali manusia: angin kencang yang membawa api. Dalam sekejap, ratusan ribu rumah mewah, gedung pencakar langit, dan kendaraan-kendaraan bernilai miliaran dolar musnah menjadi abu. Sebuah peristiwa yang membuat kita bertanya-tanya: Apakah ini hanya kebetulan, atau pesan langsung dari langit?

"Dan Kami timpakan angin kencang yang membawa api kepada mereka, hingga negeri mereka terbakar." (QS. Al-Baqarah: 266)

Ayat ini, yang telah tertulis dalam Al-Quran sejak lebih dari 1400 tahun lalu, kini terasa nyata. Dahulu, kita mungkin hanya membayangkannya sebagai kisah peringatan bagi kaum yang zalim. Namun, hari ini, bencana di Los Angeles membuktikan bahwa firman Allah tidak hanya berlaku untuk masa lalu, tetapi juga untuk zaman kita yang modern ini.

Apakah kita lupa? Dalam sejarah, kaum yang sombong terhadap kekayaannya selalu dihancurkan. Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya dengan berbagai cara: suara yang menggelegar, bumi yang menelan, air yang menenggelamkan, dan kini, angin yang membawa api. Bencana ini adalah pengingat bahwa sehebat apa pun teknologi dan kekuatan manusia, semuanya tak ada artinya di hadapan kehendak Allah.

Pelajaran dari Kehancuran:

  1. Keangkuhan Dihancurkan Seketika
    Dalam hitungan jam, 250 miliar dolar AS lenyap. Sebuah angka yang hanya mewakili permukaan dari penderitaan yang dirasakan oleh mereka yang kehilangan segalanya. Ini mengingatkan kita pada firman Allah: "Dan Kami benar-benar akan merasakan kepada mereka sebagian dari azab dunia ini sebelum azab yang lebih besar di akhirat." (QS. As-Sajdah: 21).
  2. Dunia Menyaksikan Kekuasaan Allah
    Peristiwa ini tidak hanya menjadi pelajaran bagi rakyat Los Angeles, tetapi bagi dunia yang menyaksikan. Bencana ini adalah panggilan untuk berhenti menzalimi diri sendiri dan sesama. Seperti yang Allah firmankan: "Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri." (QS. Al-Ankabut: 40).
  3. Kekayaan dan Teknologi Tidak Dapat Menyelamatkan
    Los Angeles, sebagai simbol kapitalisme global, telah lama menganggap dirinya tak terkalahkan. Namun, di hadapan kuasa-Nya, bahkan teknologi tercanggih sekalipun tidak mampu menahan hembusan angin api.

 

Refleksi untuk Kita Semua:

Bencana ini bukan hanya sebuah cerita dari seberang lautan. Ini adalah peringatan bagi kita semua, umat manusia. Dalam kezaliman, kemewahan yang melalaikan, dan kesombongan, kita sering lupa bahwa hidup ini fana dan hanya sementara. Pesan Allah kepada kita sederhana: kembali kepada-Nya sebelum semuanya terlambat.

"Adakah hati kita masih buta? Apakah kita menunggu giliran untuk diuji seperti mereka?"

Mari kita jadikan peringatan ini sebagai pelajaran untuk kembali memperbaiki diri. Jadilah hamba yang senantiasa mengingat bahwa semua yang kita miliki berasal dari-Nya, dan kepada-Nya pula semuanya akan kembali. Karena jika langit sudah berbicara, tak ada satu pun yang mampu menahan kuasanya.