PERJUANGAN DAN PENGORBANAN

Refleksi Peristiwa Isra' Mi'raj

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

SUMBANGAN DI AKHIR USIA

Arsip Maret 2020

Oleh :
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis



🌙 Ketika Dunia Mulai Menjauh, Akhirat Mulai Mendekat…

Ada satu fase dalam hidup…
yang membuat kita lebih banyak diam daripada bicara.
Lebih sering mengingat… daripada merancang.
Dan mulai bertanya dalam hati:

“Apakah semua yang aku kumpulkan selama ini… masih bernilai di sisi-Nya?”

Usia mulai senja.
Panggilan kerja tak lagi sesering dulu.
Orang-orang tak lagi menyebut nama kita di forum-forum besar.
Yang dulu jadi kebanggaan, kini hanya jadi kenangan.

Saat itu tiba…
bukan jabatan yang kita butuhkan,
bukan pujian yang kita harapkan,
tapi ampunan.

Ceramah ini bukan sekadar pengingat.
Ini adalah tadzkirah dari hati seorang alim yang memahami:
bahwa kehidupan paling indah adalah saat kita bersiap untuk pulang dengan tenang.

🎧 Dengarkan perlahan… 
karena kata-kata ini bisa jadi adalah cermin dari perjalanan hidupmu sendiri.


📌 Ringkasan Poin-Poin Utama


🔹 1. Setiap Kita Akan Mati – Ending Kita Sama

  • Tak peduli pangkat, keturunan, atau kekayaan.

  • Semua manusia punya “ending” yang sama: mati dan kembali kepada Allah.

  • Kehidupan dunia ini hanya ladang amal, bukan tempat menetap.

🔹 2. Tugas Kita di Dunia: Kumpulkan Pahala, Kurangi Dosa

  • Allah memberikan misi yang sama untuk semua: “Berbuat amal sebanyak mungkin, dan menjauhi maksiat.”

  • Bahkan Nabi ï·º pun berdoa agar di akhir hidup bisa menjadi Muslim dan bersama orang saleh.

MUSLIM BUKAN SEKADAR NAMA, TAPI TANGGUNG JAWAB

Khutbah Jum'at 27-06-2025 di Masjid Nurul Yaqin, Pekan Baru, Indonesia.

Oleh :
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

🌤️ Saatnya Kita Jujur, Mau Sampai Kapan Kita Diam?

Terkadang yang membuat umat Islam lemah bukan karena musuh terlalu kuat. Tapi karena kita sendiri terlalu diam, terlalu sibuk dengan urusan pribadi, terlalu terbiasa dengan aman—hingga lupa kalau dunia di sekitar kita sedang terbakar.

Dalam khutbah Jumat yang tenang tapi menggetarkan ini, Prof. Dato’ Dr. MAZA (Mufti Perlis) mengajak kita semua berhenti sebentar… untuk merenung lebih dalam:

  • Kenapa umat Islam hari ini mudah dihina dan ditindas?

  • Apakah kita sudah sungguh-sungguh menolong agama Allah?

  • Dan, bagaimana seharusnya kita bersikap di tengah realitas umat yang terpecah dan tertindas?

Khutbah ini tidak menyalahkan siapa-siapa. Tapi menyentuh sisi yang sering kita hindari:

“Apa yang sudah kamu lakukan untuk Islam… selain mendoakan dan menggulirkan berita?”

Bacalah, dan jika bisa: dengarkan. Karena ini bukan khutbah biasa. Ini adalah seruan hati untuk kembali memikul amanah sebagai bagian dari umat yang Allah muliakan.

📌 Ringkasan Poin-Poin Utama


1. 1447 Hijriyah: Waktu Terus Berlalu, Tapi Apa yang Kita Lakukan?

  • Setiap pergantian tahun hijriyah bukan sekadar penambahan angka.

  • Itu tanda bahwa kita makin jauh dari zaman Nabi ï·º, dan makin dekat ke akhir zaman.

  • Tapi walaupun Rasul telah wafat, beliau tinggalkan panduan yang lengkap untuk umat ini.

2.  Umat yang Dulu Kuat, Kini Terpuruk

  • Di masa Abu Bakar, Umar, dan sahabat lain, Islam menguasai dunia: menumbangkan Romawi dan Persia.

  • Kini, umat Islam justru menjadi sasaran penindasan: di Gaza, Syria, Iraq, dan banyak tempat lain.

  • Bahkan saat umat dibantai, tidak banyak negara Muslim yang bisa berbuat apa-apa.

PERKARA PALING SUKAR ADALAH MENGURUSKAN DALAMAN SENDIRI

⚠️ Panggung Bisa Memukau, Tapi Hati yang Penuh Topeng Tak Akan Sampai ke Langit

Kita bisa berdiri di mimbar. Bisa bicara lantang atas nama dakwah. Bisa penuhi agenda penuh sorotan dan tepuk tangan. Tapi satu hal paling sulit — dan paling menentukan — bukan tentang siapa yang kita lawan. Tapi... siapa yang sebenarnya sedang kita layani: Allah, atau ego kita sendiri?

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

Dalam audio yang sangat jujur dan menggugah ini, dibuka sisi yang jarang disentuh:
bahwa musuh terberat seorang dai, seorang pemimpin, bahkan seorang ulama… adalah dirinya sendiri.

🔥 “Zuhud pada dunia mudah. Tapi zuhud pada pangkat dan nama? Itu yang paling berdarah.”
🔥 “Kita ceramah, kita berjuang, kita aktif… tapi apakah itu semua betul-betul Lillah? Atau sekadar demi pengakuan dan eksistensi?”

DALAM KESEDIHAN ADA PERTOLONGAN TUHAN

Kamu Mungkin Kuat di Luar. Tapi Apa Kabar Jiwamu di Dalam? Semua orang bisa berdiri gagah di depan manusia. Bisa lantang berdakwah. Bisa tampil seolah tahu segalanya. Tapi berapa banyak yang jujur melihat isi hatinya sendiri?

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

Dalam audio yang penuh kejujuran dan tamparan halus ini, seorang tokoh besar agama berbicara bukan tentang politik, bukan tentang hukum fikih, tapi tentang medan perang yang paling sulit dalam hidup: mengurus hati sendiri.

💥 "Jangan sombong karena banyak ceramah. Bisa jadi, Allah tidak melihat apa pun dari itu."
💥 "Kamu hafal banyak hadis, banyak tampil di panggung. Tapi siapa tahu semua itu cuma untuk nama, bukan untuk-Nya?"

ARTI SEBUAH KESUKSESAN

Tujuan Pendidikan, Sebuah Sentuhan Nurani - Tadzkirah untuk Ayah Bunda

Di era yang penuh dengan target dan angka, mungkin tanpa sadar kita sedang memburu sesuatu yang… belum tentu bernilai. Nilai rapor naik. Ranking bagus. Lolos ke sekolah favorit. Tapi pernahkah kita bertanya:

Apakah ini benar-benar sukses… atau hanya terlihat sukses?

Ini adalah tadzkirah—sebuah sentuhan nurani. Untuk Ayah Bunda yang lelah mengejar, tapi takut berhenti. Untuk jiwa-jiwa yang ingin mendidik anak bukan hanya agar “berhasil”, tapi agar mereka menjadi pribadi yang selamat, selamat dunia… dan akhirat.

Jika hatimu pernah bertanya: “Apa tujuan sejati dari semua ini?” Maka, sempatkan telingamu untuk mendengarkan. ðŸŒ± Karena bisa jadi, justru di antara kalimat-kalimat ini… tersimpan arah baru dalam cara kita mendidik dan mencinta. ðŸŽ§ Silakan dengarkan—dan biarkan hatimu yang menilai.

Oleh : 
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis


MENCARI SAKINAH

Ketenangan sejati bukan ketika hidup tanpa beban. Tapi ketika beban sebesar apa pun tak lagi mampu menggoyahkan.

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis
 

🌪️ Ada yang hidupnya penuh harta, tapi hatinya sesak. Ada pula yang tinggal di rumah sederhana, tapi tidur malamnya penuh nyenyak. Mengapa bisa begitu?

Di tengah dunia yang penuh kebisingan, pencitraan, dan ambisi tanpa henti, ada satu hal yang makin sulit ditemukan: ketenangan sejati. Bukan sekadar sunyi. Bukan sekadar tidak ada masalah. Tapi ketenangan yang membuat jiwa kita stabil meski dunia berguncang. Itulah yang disebut sakinah.

📜 Dalam audio ini, kita tidak hanya membahas sakinah sebagai istilah Arab yang sering dijadikan nama anak. Kita akan menggali dalam-dalam—apa sebenarnya arti sakinah dari lisan para ulama besar, dari ayat-ayat Al-Qur'an, dari riwayat sahabat Nabi ï·º, dan dari kisah nyata manusia-manusia yang menemukan kedamaian justru saat kehilangan segalanya.

💥 Ini bukan motivasi kosong. Ini adalah serangan balik terhadap kesalahpahaman besar umat manusia zaman ini: bahwa ketenangan bisa dibeli, disusun dengan jabatan, atau ditumpuk lewat like dan pujian.

DITALAK TIGA KARNA SYAIR

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis
 

🌿 Maisun binti Bahdal: Ketika Hati Seorang Istri Tak Tergoda oleh Istana

Tidak semua orang menganggap istana sebagai kebahagiaan. Tidak semua perempuan bermimpi tentang kemewahan, pakaian indah, dan pujian dalam singgasana.

Dalam kisah yang jarang dikisahkan ini, kita diajak menyelami sosok Maisun binti Bahdal, seorang wanita Badui dari suku Bani Kilab, istri dari Muawiyah bin Abi Sufyan—seorang khalifah besar dalam sejarah Islam—dan ibu dari Yazid bin Muawiyah.

QURBAN, BUKTI CINTA SEJATI ATAU SEKADAR FORMALITAS TAHUNAN?

Khutbah Aidil Adha 2025

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

Setiap tahun kita berqurban. Kita memilih hewan terbaik, membayar harga yang tidak sedikit, lalu menyerahkan semuanya kepada panitia. Tapi, pernahkah kita bertanya: adakah ruh pengorbanan dalam diri kita? Adakah air mata ketulusan yang menyertai sembelihan itu?

Nabi Ibrahim tidak hanya menyembelih. Beliau diuji dengan perintah yang menyentuh titik terdalam cinta manusia: anaknya sendiri. Namun beliau memilih Allah, tanpa ragu. Maka Idul Adha bukan sekadar tentang kambing atau sapi. Ia adalah tentang seberapa dalam kita mencintai Allah.

Qurban adalah bukti cinta. Tapi jika cinta tak diiringi pengorbanan, apakah itu masih cinta?
 

OBAT MEMBERSIHKAN JIWA & MENGAWAL HAWA NAFSU

Ini bukan tentang menjadi sempurna. Tapi berani jujur bahwa kita sedang kotor dan perlu dibersihkan.

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA 
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

“Sholat Jalan, Doa Panjang, Tapi Hidup Tetap Hampa? Mungkin Masalahnya di Sini…”

Pernah merasa begini?

Kamu bangun, wudhu, salat, baca doa... tapi tetap saja hidupmu hambar. Mudah marah, malas bergerak, berat untuk berbagi, dan selalu merasa kurang walau sudah punya banyak.

Katanya hati sudah bersih. Tapi kenapa masih takut berkata benar?
Katanya cinta Allah. Tapi sedekah dua ribu saja pelitnya minta ampun.
Katanya ikut sunnah. Tapi tiap hari tenggelam dalam berita artis dan omongan kosong.

Realitanya, banyak orang tampak baik—tapi jiwa mereka busuk.

Yang dibahas di sini bukan teori, bukan motivasi manis, tapi fakta yang keras:

  • Tentang orang yang salat tapi tak punya rasa khusyuk.
  • Tentang orang yang kaya tapi tak bisa bahagia.
  • Tentang yang pintar agama tapi penakut berdiri di atas kebenaran.
  • Dan tentang jiwa-jiwa yang belum pernah disucikan, padahal sibuk bicara surga.

3 GOLONGAN MASUK NERAKA PERTAMA KALI

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis
 

KEPENTINGAN SHOLAT

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis
 

ANTARA NABI DAN DUNIA

Kisah dengan para sahabat Anshar di Lembah Hunain

Oleh :
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Negeri Perlis

Dalam hiruk-pikuk kehidupan yang penuh dengan godaan harta, pangkat, dan kedudukan, sering kali kita lupa pada sesuatu yang jauh lebih bernilai—keberkatan dan keberadaan seorang pemimpin yang membimbing kita menuju jalan yang lurus. Kisah ini bukan hanya sebuah cerita dari sejarah, tetapi sebuah cerminan tentang bagaimana manusia, baik di masa lalu maupun sekarang, sering kali terjebak dalam ilusi dunia yang fana.

Cerita ini membawa kita kembali ke saat pasukan Islam meraih kemenangan besar di Peperangan Hunayn, di mana harta rampasan perang melimpah ruah. Namun, di tengah euforia kemenangan, muncul perasaan tidak puas hati di kalangan para Ansar—golongan setia yang telah mengorbankan segalanya demi Nabi dan Islam. Mereka merasa dilupakan ketika harta rampasan perang diberikan kepada golongan yang baru memeluk Islam. Perasaan ini, meskipun difahami secara manusiawi, mencerminkan cabaran terbesar manusia sepanjang zaman: memilih antara dunia yang sementara atau sesuatu yang kekal dan bermakna.

TAUBAT, INTERAKSI MANIS HAMBA DENGAN RABBNYA

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis
 

JANGAN BERBURUK SANGKA KEPADA ALLAH

Adanya akherat cukuplah menjadi alasan untuk kita tidak berburuk sangka kepada Allah. Bahwa apa saja yang kita terluput di dunia ini dan berbagai bentuk ketidakadilan, akan Allah penuhi dengan sempurna disana. 

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis